Stasiun yang terletak di Lemahputro, Sidoarjo, Jawa Timur ini merupakan stasiun kereta api kelas I dan termasuk dalam Daerah Operasi (Daop) VIII Surabaya. Stasiun yang berada pada ketinggian +4 meter ini melayani seluruh kereta api penumpang, sedangkan kereta barang tidak berhenti di stasiun ini, melainkan hanya melintas langsung.
Stasiun Sidoarjo berdiri karena adanya pembukaan jaringan rel kereta api Sidoarjo. Pada abad 18, Sidoarjo menjadi salah satu sentra produksi gula yang cukup besar. Sebagai konsekuensi pembukaan pabrik-pabrik gula di Sidoarjo, pemerintah kolonial Belanda menyiapkan sarana dan prasarana untuk pengangkutan hasil gula dari Sidoarjo, maka dibangunlah jalur Surabaya-Pasuruan yang membelah Sidoarjo.
Awalnya Stasiun Sidoarjo memiliki enam jalur dengan jalur 1 merupakan sepur lurus. Namun, jalur 5 dan 6 kini telah dibongkar untuk dijadikan bangunan tambahan peron baru. Sehingga, kini jumlah jalurnya hanya tersisa 4 jalur. Jalur 4 pada stasiun ini sebenarnya merupakan jalur sepur lurus menuju Stasiun Tarik, yaitu stasiun yang terletak di Tarik, Sidoarjo.
Pada tahun 1972, jalur menuju Stasiun Tarik dari Stasiun Sidoarjo ini sempat dinonaktifkan. Namun, pada tanggal 12 November 2014, jalur ini mulai dioperasikan kembali sebagai bagian dari relokasi rel ke arah barat akibat banjir lumpur panas Sidoarjo. Kini, bangunan Stasiun Sidoarjo ditetapkan sebagai Bangunan Stasiun Cagar Budaya.