Hakikat taubat adalah tekad untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan dosa yang pernah dilakukan, berjanji untuk tidak akan melakukannya lagi, serta meningkatkan ibadah dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Dalam prakteknya, pelaksanaan taubat ternyata memiliki beberapa macam jenis.
Pengelompokan macam-macam taubat biasanya berdasarkan pada penekanan hal yang berbeda. Misalnya pembagian taubat menurut Ibnu Taimiyah berdasarkan kepada kualitas amal apa yang umat muslim tersebut lakukan untuk mendapatkan ampunan Allah. Aspek ini berbeda dengan penggolongan taubat menurut Ibnu Taimiyah.
Ibnu Taimiyah mengelompokkan taubat menjadi dua yaitu taubat wajib dan sunnah. Kedua jenis taubat ini didasarkan kepada kesalahan apa yang menyebabkan taubat tersebut wajib dilakukan. Taubat wajib adalah taubat dari perbuatan-perbuatan yang tercela menuju perbuatan yang baik.
Sedangkan taubat sunnah adalah taubat untuk menebus amalan-amalan sunnah yang belum dilakukan. Taubat ini sifatnya juga sunnah dan biasa dilakukan oleh orang-orang yang sudah sangat dekat dengan Allah SWT.
Jenis Taubat Berdasarkan Pelaksanaannya

Dalam khutbah tentang taubat, kita akan mendengar 4 jenis taubat sesuai yang diulas hasana id berdasarkan bentuk pelaksanaannya. Faktor ini berangkat dari tahapan-tahapan seorang yang bertaubat untuk mencapai tingkat kesempurnaan taubat. Berikut jenis-jenisnya:
-
Taubat secara lisan
Pertama, seseorang yang bertaubat harus mengucapkan permintaannya secara lisan untuk memantapkan diri. Pengucapan lisan ini bisa melalui mengucap kalimat istighfar atau berdoa memohom ampunan. Melafalkan taubat adalah sarat pertama taubat sebelum menginjak tahap-tahap selanjutnya.
-
Taubat dalam hati
Jika taubat sudah mencapai relung hati, saat itulah niat seseorang dapat dianggap sungguh-sungguh. Hati adalah tempat dimana komitmen berada. Jika seseorang sudah berjanji dari hati untuk meninggalkan suatu perbuatan dosa maka hati itu akan mempengaruhi pikiran dan seluruh bagi tubuh ketika seseorang tersebut ingin melanggarnya.
-
Taubat dengan perbuatan
Pada tahap ini, orang yang bertaubat berpindah dari perbuatan-perbuatan dosa sebelumnya menuju perbuatan yang baik dan sejalan dengan perintah Allah. Mengamalkan amalan-amalan sunnah serta lebih sering bersedekah adalah salah satu contoh taubat melalui perbuatan.
-
Taubat sejati
Ketika seseorang sudah melaksanakan ketiga jenis taubat diatas dan mampu mengamalkannya dengan konsisten, dapat dikatakan ia sudah mencapai taubatan nasuha atau taubat yang berhasil. Pada taraf ini, seseorang tersebut dapat dikatakan sudah benar-benar kembali ke jalan Allah SWT.
Macam-Macam Taubat Menurut Imam Ghazali

Imam Al-Ghazali, seorang ulama’ yang sangat terkemuka dalam Islam membagi taubat menjadi 3. Bagi Imam Al-Ghazali, taubat adalah puncak tertinggi yang dapat diraih oleh manusia dalam kehidupannya menjadi seorang muslim
-
Taubat
Imam Ghazali memaknai taubat sebagai tindakan meninggalkan perbuatan maksiat dan menuju ketakwaan kepada Allah. Dalam hal ini, taubat lebih tepat dimaknai sebagai peralihan dari jalan yang tidak diridhoi Allah menuju arah yang diridhoiNya.
-
Firar
Firar lebih bersifat pencegahan. Tindakan ini bersifat antisipasi terhadap perbuatan-perbuatan terlarang dalam agama seperti mencuri, berzina, korupsi, dan lain sebagainya.
-
Inabat
Inabat adalah taraf tertinggi seseorang yang merasa sangat lemah di hadapan Allah. Sekalipun mereka sudah menjauhi larangan-laranganNya, mereka tetap senantiasa melakukan taubat dan memohon ampunan Allah. Orang-orang yang berinabat, selalu takut melakukan kemaksiatan secara tidak sengaja sehingga mereka segera melakukan permohonan ampun.
Dari macam-macam taubat diatas, kita dapat mengetahui bahwa taubat adalah tindakan yang eksklusif. Taubat adalah perjalanan spiritual yang tidak mudah namun Allah menjanjikan ampunanNya yang selebar Samudra bagi siapapun yang bertekad kembali kepadaNya.
Jangan menyia-nyiakan waktu yang Allah berikan dengan cara mengabaikannya. Percayalah Allah selalu menerima hamba yang ingin kembali kepadaNya.