Risiko keguguran merupakan peristiwa yang dapat terjadi di setiap kehamilan sang ibu. Keguguran merupakan kematian janin yang terjadi secara spontan yang biasanya sebelum memasuki usia kehamilan 20 minggu. Keguguran ini sangat berdampak pada fisik dan biologis setiap perempuan yang mengalaminya. Dalam menangani keguguran pada ibu hamil, biasanya dokter atau bidan melakukan kuretase atau kuret. Penanganan kuret ini dilakukan bertujuan untuk membersihkan rahim ibu dari sisa janin dan ari-ari , serta untuk menghentikan pendarahan dan mencegah infeksi pada rahim.
Namun, bisakah menangani keguguran tanpa kuret? Sebenarnya Keguguran tanpa melakukan kuret hanya diperbolehkan ketika seluruh isi kandungan sudah keluar dan tidak ada lagi jaringan janin maupun ari-ari yang tertinggal di dalam rahim. Keguguran seperti ini dalam dunia medis dikenal dengan abortus komplit.
Seringkali penanganan keguguran tanpa kuret bisa menjadi pilihan untuk para ibu. Namun terdapat kondisi-kondisi tertentu seorang ibu sangat membutuhkan kuretase. Keguguran terjadi saat usia janin sudah cukup besar, dan ketika janin masih tertinggal dalam rahim. Mau tidak mau para ibu harus menjalani kuretasi bila mengalami hal-hal di atas. Setelah menjalani kuret berikanlah waktu pada diri anda untuk beristirahat dengan cukup. Hindari untuk melakukan aktivitas yang berat. Bila mengalami kram perut dan perdarahan ringan biasanya dokter akan memberikan obat untuk meredakan rasa nyeri.